Kamis, 07 Januari 2016

ANALISIS DAN PERBEDAAN MASTERY LEARNING DAN MULTIPLE INTELIGENSI


ANALISIS DAN PERBEDAAN MASTERY LEARNING DAN MULTIPLE INTELIGENSI

Analisis Mastery Learning dan Mutiple Inteligensi

A.    Mastery Learning (Strategi Belajar Tuntas)

Dari pemamaparan di atas dapat di analisa bahwa model pembelajaran Mastery Learning adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan agar bahan ajar dikuasai secara tuntas oleh siswa. Secara umum istilah multiple intelligences adalah kecerdasan atau lebih jelasnya adalah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah, kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Belajar tuntas adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok. Belajar tuntas diharapkan mampu mengatasi kelemahan yang terdapat pada strategi belajar mengajar lainnya.
Dalam kegiatan belajr mengajar guru harus melakukan perencanaan terlebih dahulu agar guru tersebut mampu mengajar peserta didiknya dengan baik. Pembelajaran tuntas merupakan strategi belajar yang baik digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena dengan belajar tuntas, siswa dituntut untuk benar-benar menguasai materi yang dipelajari, dengan begitu maka siswa yang belum menguasai materi akan terus mengulang kembali materi yang telah dipelajarinya sampai dia benar-benar menguasainya, meskipun tidak 100% siswa tersebut memahaminya.
Dalam strategi ini menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, selain itu penilaian dalam pembelajaran tuntas ini mengandung unsur objektifitas yang tinggi.


B.     Multiple Intelegensi

Inteligensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang dapat digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuanya.Para ahli mempunyai pengertian yang beragam tentang intelegensi salah satunya yaitu Woolfolk mengemukakan bahwa intelegensi itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.Adapun faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah faktor Bawaan, kematangan, pembentukan, minat dan kebebasan. Ciri-ciri perbuatan inteligensi ada enam yang dikemukakan oleh Carl Witherington.
Multiple inteligensi adalah kemampuan untuk memecahakan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteksnya. Karakteristik yang dikemukakan oleh Gardner ada enam.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi multiple inteligensi yang dikemukakan oleh Armstrong, ada dua yaitu faktor biologis dan sejarah hidup pribadi atau pengalaman-pengalaman yang telah dialami.Untuk menerapkan teori multipel intelegensi dalam program pembelajaran diperlukan usaha yang serius dari guru. Guru harus membiasakan diri mengembangkan program pembelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi atau dirinya sendiri.

Perbedaan Mastery Learning dan Mutiple Inteligensi
No
Nama Perbeaan
Mastery Learning
Multiple Inteligensi
1
Pengertian
Pendekatan pembelajaran berdasar pandangan filosofis bahwa seluruh peserta didik dapat belajar jika mereka mendapat dukungan kondisi yang tepat
Kemampuan untuk memecahakan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu
2
Ciri-ciri
1) Siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai dengan harapan  pengajar.
2) Bakat seorang siswa dalam bidang pengajaran dapat diramalkan, baik tingkatannya maupun waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan tersebut. Bakat berfungsi sebagai indeks tingkatan belajar siswa dan sebagai suatu ukuran satuan waktu.
3) Tingkat hasil belajar bergantung pada waktu yang digunakan secara nyata oleh siswa untuk mempelajari sesuatu dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya
4) Tingkat belajar sama dengan ketentuan, kesempatan belajar bakat, kualitas pengajaran, dan kemampuan memahami pelajaran.
5) Setiap siswa memperoleh kesempatan belajar yang berdiferensiasi dan kualitas pengajaran yang berdiferensiasi pula.
1) Kecerdasan Linguistik, memiliki ciri antara lain: suka menulis kreatif, suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, membaca di waktu senggang, mengeja kata dengan tepat dan mudah, suka mengisi teka-teki silang, menikmati dengan cara mendengarkan, unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
2) Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara lain: menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, ahli dalam permainan catur, halma dsb, mampu menjelaskan masalah secara logis, suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
3) Kecerdasan Musikal, memiliki ciri antara lain: suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, mudah mengingat melodi suatu lagu, lebih bisa belajar dengan iringan musik, bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, mudah mengikuti irama musik, mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
Dan lainnya
3
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1) Bakat untuk mempelajari sesuatu
2) Mutu pengajaran
3) Kesanggupan untuk memahami pengajaran
4) Ketekunan
5) Waktu yang tersedia untuk belajar
1) Faktor Bawaan atau Keturunan
2) Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
3) Faktor Pembentukan atau Lingkungan
4) Faktor Kematangan
5) Faktor Kebebasan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar